Game "Fight of Gods" Menjadi Kontroversial di Malaysia. Fight of Gods, kontroversial pertarungan antara Nabi dan Dewa. Apa jadinya iya, jika para dewa di muka bumi bertarung satu sama lain?. Game berjudul "Fight of Gods' ini, mungkin menjadi jawabannya. Game "Fight of Gods" mungkin belum terdengar begitu familier di telinga para gamer karna masih terbilang baru. Namun game ini telah menjadi kontroversial.
(foto:google.com)
Malaysia blokir Steam karena game Fight of Gods
Pemerintah Malaysia baru saja dilaporkan telah memblokir layanan gaming Steam. Ya, hingga saat ini gamer di Malaysia dikatakan masih tidak bisa mengakses Steam. Apa penyebabnya?.
Pemerintah Malaysia memblokir Steam karena sebuah game bernama "Fight of Gods". Game tersebut merupakan game fighting yang menghadirkan karakter berupa Tuhan dari berbagai agama, seperti Budha, Zeus, Odin, Anubis, hingga Yesus. Game tersebut menghadirkan pertarungan mirip seperti Street Fighter atau Mortal Kombat, namun dengan karakter para Tuhan.
(foto:google.com)
Atas konten yang disajikan oleh game tersebut, pemerintah Malaysia melalui "Malaysian Communications and Multimedia Commission", awalnya memberikan ultimatum kepada Steam untuk membatasi akses pengguna Malaysia agar tidak bisa memainkan game tersebut, atau pemerintah setempat bakal mengambil tindakan tegas dalam waktu 24 jam.
Namun, tampaknya pihak Valve gagal untuk merespon protes tersebut secara tepat waktu sehingga akses Steam diblokir di Malaysia sepenuhnya.
Mengapa Valve tidak merespons permintaan pemerintah Malaysia?. Dari hasil investigasi, pihak Valve mengatakan belum menerima pernyataan protes dari pemerintah Malaysia. Sepertinya pemerintah Malaysia memang belum mengirimkan surat protes ke Valve. “Kami belum menerima surat protes apapun dari pemerintah Malaysia,” ujar perwakilan Valve kepada PC GAMER.
Sementara developer "Fight of Gods", yaitu Digital Crafter menyampaikan kekecewaannya terhadap keputusan pemerintah Malaysia. Menurut pihak Digital Crafter, pihaknya bisa mengerti bahwa game ini bisa melanggar aturan di negara tersebut. Namun, pemerintah Malaysia sama sekali tidak memberikan kabar ke Digital Crafter mengenai pemblokiran tersebut.
“Kami sangat menyayangkan tindakan sepihak yang dilakukan pemerintah Malaysia. Game ini kami ciptakan bukan untuk menghina agama. Pemain juga memiliki kebebasan untuk tidak memainkannya,” jelas pihak Digital Crafter.
EmoticonEmoticon